Situasi dalam kastil Batavia termasuk di dalamnya Istana Gubernur Jenderal JP Coen dan para penggantinya. Terletak di kota tua Pasar Ikan berdampingan dengan Museum Bahari yang dulu merupakan gudang rempah-rempah sejak 1808 telah dimusnahkan oleh gubernur jenderal William Herman Daendels. Lalu dia memindahkan pusat pemerintahan di Weltevreden (Gambir dan Lapangan
Banteng) karena kota tua merupakan kawasan yang tidak sehat. Banyak warga Belanda dan Eropa yang datang ke Batavia kala itu seolah-olah mengantarkan nyawa akibat tingginya angka kematian.
Kastil Batavia ini berupa rumah benteng berdinding batu yang tebal. Pada keempat sudutnya dibangun bastion (kubu pertahanan) yang agak menonjol keluar, dilengkapi dengan meriam. Untuk keamanan kastil di seputarnya dibangun tembok lingkaran serta parit-parit lebar sebagai garis
pertahanan. Di tengah-tengah tembok lingkar sebelah utara dibangun sebuah pintu gerbang menghadap ke laut lepas yang disebut Waterpoort van Casteel. Demikian juga di tengah-tengah lingkar tembok selatan juga terdapat pintu gerbang yang disebut Land Poort van Casteel. Kedua
pintu gerbang merupakan pintu keluar masuk kastil Batavia.
Dalam kastil juga terlihat juga terdapat sejumlah bangunan dari beton dengan atap genteng. Kastil Batavia merupakan pusat kegiatan dagang Kompeni di Asia, Di dalamnya berdiri bangunan seperti istana gubernur jenderal, rumah para penasehat Dewan Hindia, para saudagar, perkantoran, kediaman walikota, berbagai bangunan untuk kegiatan administrasi kota, kantor sekretariat dan gudang senjata serta amunisinya.
Di muka kastil Batavia ini, terdapat sebuah lapangan yang disebut Kastelplein sekarang letaknya sekitar Jl Tongkol,Pasar Ikan. Ia mencerminkan pusat kedudukan pemerintahan VOC di abad ke-17 sampai akhir abad ke-18 menjadi kantor gubernur jenderal dan dewan Hindia. Dengan demikian Kastelplen dapat dikatakan melambangkan masa VOC (1620-1795) dan Weltevreden sebagai
pusat kedudukan pemerintah Hindia Belanda (1795-1942).
Dari kastil Batavia inilah VOC melancarkan ekspedisi perluasan wilayah kekuasaannya sejalan dengan praktek monopoli dagang yang dipaksakan kepada kerajaan-kerajaan setempat mulai dari Jawa (Mataram, Cirebon, Banten), terus ke arah timur (Makassar) dan ke barat (Palembang, Siak Indragiri). Kastil Batavia sendiri kemudian jadi bertambah luas. Karena pada abad ke-17 dan 18 yang datang kebanyakan pria. Mereka mengawini para budak sekaligus dijadikan nyai. Di antara putera-puterinya terdapat Indo-Belanda.
bah.. ada fotonya ga? saya lihat miniaturnya di museum. keren banget bah…