Dari depan kafe VOC yang dulunya galangan kapal—hanya sekitar 10 meter dari Menara Syahbandar—terlihat menara tersebut makin memiring ke arah kapal. Seperti dikemukakan Kepala Seksi Koleksi dan Perawatan Museum Bahari, Isa Anshari, pada tahun 2001, kemiringan menara yang dibangun pada 1839 baru mencapai 2,5 derajat, kini dipastikan sudah tambah miring. Kalau dua atau tiga kontainer yang memuat alat-alat berat, getarannya akan terasa oleh para pekerja di sini. Termasuk di gedung Museum Bahari yang jaraknya sekitar 20 km. ‘’Kita sudah biasa merasakan getaran dari menara berlantai tiga. Tapi, bagi orang lain akan merasa kaget,’’ jelas Isa Anshari.
Dikhawatirkan kalau saja sampai menara yang telah mematri kejayaan VOC itu sampai roboh, dampaknya akan sangat besar. Akan banyak korban jiwa. Mengingat di sekitar menara yang pada masa VOC digunakan untuk mengawasi keluar masuknya barang dan penumpang, dipenuhi pedagang kaki lima (PKL), dan jalan keluar masuk Pasar Ikan, Jakarta Utara. Jalur tersebut merupakan satu-satunya jalan dari pelabuhan Sunda Kalapa ke Pluit dan dari Tanjung Priok ke Jakarta Kota. Setiap hari mobil-mobil kontainer yang merupakan salah satu penyebab kemiringan melewatinya.
Menurut Isa Anshari, pelarangan untuk melewatinya tidak mungkin karena berimbas pada kerugian yang tak terhingga dari segi ekonomi. Guna menyelamatkan situs yang sangat bersejarah bagi Ibu Kota ini, pihak Dinas Pariwisata dan Sejarah DKI Jakarta telah mengajukan renovasi dengan membuat topangan. Sehingga, bila menara ini roboh, tidak bisa langsung jatuh karena ada penopangnya.
Untuk kepentingan pengawasan baik di darat maupun laut, VOC atawa Kompeni pada 1839, membangun menara Syahbandar yang terletak di muara Ciliwung. Di bawah menara, terdapat ruangan bawah tanah yang dulu digunakan untuk ruang tahanan. Sebelum menara didirikan, di tempat ini dulunya berdiri salah satu bastion (benteng pertahanan) Kota Batavia. Di tempat inilah pernah terjadi peperangan antara pasukan Jayakarta dan Belanda. Tidak berjauhan dari tempat inilah terdapat Keraton Pangeran Jayakarta.
Tinggalkan Balasan